![]() |
| NU Care Lazisnu Sampang menyalurkan program Kado Hari Santri kepada santri yatim di Pondok Pesantren. Foto: Dok. Lazisnu Sampang |
Hari Santri Nasional 2025 kembali menyoroti isu kesejahteraan santri. Di Sampang, Madura, NU Care Lazisnu meluncurkan 'Kado Hari Santri', program insidentil bagi santri yatim. Mampukah inisiatif simbolis ini bertransformasi menjawab tantangan sistemik?
Ringkasan Berita
- NU Care Lazisnu PCNU Sampang meluncurkan "Kado Hari Santri" untuk santri yatim dari keluarga miskin di HSN 2025.
- Program insidentil ini menyasar empat santri yatim di dua kecamatan: Pangarengan dan Omben, berkolaborasi dengan TPP Pendamping Desa.
- Ketua Lazisnu, Lora Qoidul Khoir, berambisi mentransformasi program menjadi agenda rutin hingga level MWC dan ranting se-Sampang.
- Lazisnu berkomitmen memperluas program sosial bagi anak yatim dan dhuafa dengan mengelola dana ZIS secara amanah dan transparan.
- Tantangan ke depan adalah menerjemahkan program simbolis menjadi sistem intervensi kesejahteraan santri yang terukur, berkelanjutan, dan luas.
Oleh: Syaiful Ramadhan, S.H, Jurnalis BeritaKini.Online
SAMPANG - Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, diwarnai inisiatif sosial yang menyasar langsung kelompok rentan di ekosistem pesantren.
Pengurus NU Care Lazisnu PCNU Kabupaten Sampang meluncurkan program "Kado Hari Santri". Fokusnya adalah santri yatim dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi.
Simbolisme di Tengah Kebutuhan Riil
Inisiatif ini dieksekusi di dua titik berbeda, yakni Kecamatan Pangarengan dan Omben.
Di Pondok Pesantren Darul Ulum II Al Wahidiyah, Kecamatan Omben, Ketua NU Care Lazisnu PCNU Sampang, Lora Qoidul Khoir, menyerahkan langsung santunan kepada dua santri yatim.
Penyerahan serupa juga dilakukan di Kecamatan Pangarengan. Kegiatan ini digelar di sela-sela apel peringatan HSN yang dihelat oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) setempat.
Total, empat santri yatim di dua kecamatan tersebut menerima manfaat langsung.
Program ini merupakan hasil kolaborasi dengan Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Pendamping Desa Kabupaten Sampang.
Koordinator TPP Kabupaten Sampang, Mujiburrohman, turut hadir dalam penyerahan di Kecamatan Omben. Sinergi ini menandakan upaya pemetaan penerima manfaat berbasis data pendampingan desa.
Dari Insidentil Menuju Program Sistemik
Meski berdampak langsung, skala program ini diakui masih terbatas.
Lora Qoidul Khoir, dalam keterangannya pada Rabu (22/10/2025), menyebut program ini masih bersifat insidentil.
"Kegiatan ini merupakan program yang bersifat insidentil," katanya.
Namun, ia menegaskan adanya ambisi untuk mentransformasi program ini menjadi agenda rutin yang lebih masif. Harapannya, program serupa dapat direplikasi di level kepengurusan lebih rendah.
"Harapannya bisa menjadi program rutin yang dilaksanakan pada setiap peringatan HSN. Tidak hanya ditingkat Kabupaten tapi juga dilaksanakan di level MWC dan ranting se-Kabupaten Sampang," ujar Qoidul Khoir.
Menakar Potensi Dana ZIS untuk Santri
Tantangan utama program filantropi adalah skalabilitas dan keberlanjutan.
Inisiatif "Kado Hari Santri" yang baru menyentuh empat penerima manfaat ini menjadi potret awal dari potensi besar yang belum tergarap penuh.
Padahal, sebagai lembaga pengelola dana ZIS (Zakat, Infak, Sedekah), Lazisnu memiliki mandat strategis untuk intervensi sosial yang lebih luas.
Lora Qoidul Khoir sendiri menguraikan bahwa Lazisnu berkomitmen memperluas jangkauan program sosial, khususnya bagi anak yatim dan kaum dhuafa di seluruh kecamatan.
"Hal ini sejalan dengan misi utama Lazisnu sebagai lembaga pengelola zakat, infak dan sedekah dengan amanah dan transparan," jelasnya.
Ia menekankan tujuan lembaga adalah membantu kesejahteraan umat dan mengangkat harkat sosial.
"[Tujuannya] mendayagunakan dana zakat, infak, sedekah (ZIS) dan dana sosial-keagamaan lainnya (DSKL)," pungkasnya.
Tantangan ke depan adalah menerjemahkan misi besar tersebut dari program simbolis di HSN 2025 menjadi sebuah sistem intervensi kesejahteraan santri yang terukur, berkelanjutan, dan menjangkau lebih luas di wilayah Sampang.
Kolaborasi dengan TPP Pendamping Desa bisa menjadi kunci. Dengan data kemiskinan dan kondisi sosial yang dimiliki TPP, penyaluran dana ZIS dapat menjadi lebih tepat sasaran, tidak hanya saat momentum Hari Santri, tetapi sepanjang tahun.

Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar Anda dengan bahasa yang sopan dan relevan dengan topik. Komentar yang mengandung spam, tautan promosi, atau ujaran kebencian akan dihapus oleh moderator.